13 Agustus 2014

Siklus Status Pekerjaan (Perjalanan Karier) Manusia

Siklus Status Pekerjaan (Perjalanan Karier) Manusia
Siklus Status Pekerjaan (Perjalanan Karier) Manusia


Kehidupan seorang manusia tidak bisa dilepaskan dengan yang namanya pekerjaan karena dengan pekerjaan manusia tersebut bisa mendapatkan uang atau penghasilan untuk menghidupi kehidupannya. Secara umum usia produktif seorang manusia dimulai ketika ia memasuki usia 15 tahun. Di Indonesia lazimnya seseorang mulai bekerja setelah menyelesaikan pendidikan menengah atau setelah lulus dari SMA/SMK/MA.

Bagi beberapa orang yang hidupnya beruntung dan orang tuanya mampu (dalam hal biaya pendidikan), orang tersebut baru mulai memasuki dunia kerja setelah menyelesaikan pendidikan tinggi atau setelah menyandang gelar diploma, sarjana atau bahkan magister.

Tahapan dunia kerja dimulai saat seseorang tersebut dikategorikan masuk ke dalam angkatan kerja (usia produktif yang belum atau tidak sedang bekerja). Di tahap ini seseorang akan melewati dan merasakan bagaimana menjadi calon pekerja, yaitu proses yang namanya melamar pekerjaan. Setiap orang akan berbeda jalan ceritanya, ada yang cukup dengan sekali melamar pekerjaan langsung diterima, ada yang harus melamar pekerjaan secara berkali-kali baru diterima dan ada juga yang beruntung karena bisa menjadi seorang karyawan tanpa harus melewati proses melamar kerja. Hmm, atau juga ada yang karena memiliki skill dan modal (dana), lebih memilih menjalankan usaha sendiri atau menjadi seorang pengusaha.

Berikut siklus status pekerjaan dalam perjalanan karier seorang manusia.
  1. Angkatan Kerja (Yang Belum Bekerja) Tanpa Pengalaman
    Yang termasuk di dalam kategori ini adalah angkatan kerja atau orang yang sudah masuk dalam usia kerja atau usia produktif (usia di atas 15 tahun) dan belum pernah bekerja. Kategori ini diisi oleh lulusan Sekolah Menengah Atas dan sejenisnya (SMA/SMK/MA) yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi, serta lulusan pendidikan tinggi yang baru saja lulus (fresh graduate) dan belum pernah bekerja. Mereka ini secara umum sudah dibekali dengan kemampuan (skill) dasar, tetapi belum memiliki pengalaman kerja.

  2. Pekerja Tanpa Anak Buah
    Setelah berhasil mendapatkan pekerjaan, tahap awal seorang pekerja biasanya dimulai dari level pekerjaan yang paling bawah, contohnya sebagai anggota tim atau unit kerja di perusahaan atau tempat kerja tersebut. Nah, tahap ini adalah awal perjalanan karier dari seorang pekerja.

  3. Pekerja Dengan Anak Buah
    Setelah beberapa waktu bekerja sebagai anggota dari sebuah tim atau unit kerja, biasanya si pekerja akan dipromosikan ke level pekerjaan yang lebih tinggi, yaitu diberi kepercayaan dan tanggung jawab untuk memimpin dan mengepalai sebuah tim atau unit kerja yang terdiri dari beberapa orang pekerja.

    Di tahap ini si pekerja tersebut selayaknya menguasai kemampuan manajerial dan kepemimpinan karena telah diberi tanggung jawab untuk memimpin sebuah tim atau unit kerja. Sebetulnya ada beberapa tingkatan (level) di tahapan ini sesuai dengan struktur organisasi perusahaan atau tempat kerja tersebut. Tingkatan tertinggi di tahap ini adalah jika posisi si pekerja tersebut berada satu tingkat di bawah pemilik usaha (owner) dan bertanggung jawab serta berhubungan langsung dengan si pemilik usaha.

    Apabila seseorang menghabiskan seluruh usia produktifnya dengan bekerja untuk orang lain sebagai karyawan, maka tahap ini adalah level tertinggi dari status perkerjaan di dalam perjalanan kariernya.


  4. Angkatan Kerja (Yang Tidak Bekerja) Dengan Pengalaman
    Secara mudahnya yang termasuk di dalam kategori ini adalah seorang pengangguran dengan pengalaman kerja (bisa dibuktikan dengan surat pengalaman kerja atau paklaring). Seseorang bisa masuk ke dalam tahap ini ada beberapa penyebabnya, bisa dari mengundurkan diri (resign) atas kemauan sendiri, bisa dari selesainya kontrak kerja dan kontraknya tidak diperpanjang oleh si pemberi kerja, atau juga bisa dari pemutusan hubungan kerja (PHK atau dipecat).

    Nah, dari tahapan ini ada beberapa opsi yang dapat dipilih agar bisa kembali mendapatkan penghasilan, yaitu kembali bekerja untuk orang lain sebagai karyawan (kembali ke tahap 2 atau 3) atau mencoba menjadi seorang pengusaha atau pemilik usaha sendiri (tahap 5 atau 6).


  5. Pemilik Usaha (Aktif) Tanpa Karyawan
    Untuk dikategorikan termasuk di tingkat ini sebetulnya tidak perlu melewati proses pada tahapan-tahapan sebelumnya (tahap nomor 2, 3 dan 4). Bisa saja begitu seseorang masuk ke usia angkatan kerja dan memiliki kemampuan (skill), serta modal yang cukup, dia bisa langsung dikategorikan masuk dalam tahap ini dengan menjalankan usaha mandiri atau perorangan.

    Tetapi akan lebih baik apabila si pelaku pernah menjalani dan merasakan bekerja sebagai karyawan atau bekerja untuk orang lain karena ia tidak akan terkejut ketika memasuki dunia kerja yang sesungguhnya. Terlebih jika nanti usahanya maju dan berkembang yang mengharuskan ia mempekerjakan orang lain sebagai karyawannya.

    Ada banyak contoh jenis usaha yang bisa dijalankan di tahap ini, seperti pedagang kecil, penjual  jasa, pekerja seni dan sebagainya yang intinya bisa dilakukan secara sendirian tanpa bantuan orang lain. Pekerja lepas (freelancer) juga bisa dimasukkan ke dalam kategori ini karena dia tidak terikat sebagai karyawan atau pekerja tetap dengan si pemberi kerja. Tahapan ini adalah gerbang awal seseorang menjadi pemilik usaha atau pengusaha.


  6. Pemilik Usaha (Aktif) Yang Memiliki Karyawan
    Apabila usaha yang dijalankan oleh pemilik usaha (owner) mengalami perkembangan dan permintaan pasar akan produk atau jasa yang dijualnya meningkat sehingga tidak mampu lagi dilakukan secara sendirian oleh si pemilik usaha, mempekerjakan karyawan adalah salah satu solusinya demi memenuhi permintaan pasar dan meraih keuntungan yang lebih besar.

    Di tahap ini jumlah karyawan yang dipekerjakan belum terlalu banyak sehingga si pemilik usaha masih bisa terjun langsung untuk meng-handle seluruh karyawannya. Struktur organisasi perusahaan di tingkat ini masih sangat sederhana, seperti si pemilik usaha langsung membawahi karyawannya.

    Pada tahap ini selain si pemilik usaha sudah bisa membuka lahan pekerjaan dengan mempekerjakan orang lain, secara tidak langsung dia juga sudah mulai bisa terbuka dan mempercayai orang lain, serta belajar memimpin orang lain. Kasus di lapangan masih banyak ditemui si pemilik usaha perorangan tidak dapat maju dan berkembang karena belum atau tidak memiliki kepercayaan dengan mempekerjakan karyawan sehingga kesulitan memenuhi permintaan pasar yang cukup tinggi.


  7. Pemilik Usaha (Pasif) Yang Memiliki Karyawan
    Semakin berkembangnya usaha yang dimiliki oleh si pemilik usaha, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pun semakin bertambah juga. Dengan kondisi tersebut menyebabkan si pemilik usaha membutuhkan beberapa orang pekerja yang akan diposisikan sebagai sebagai direktur, manajer, kepala bagian, kepala divisi dan sejenisnya sesuai dengan struktur organisasi perusahaan tersebut.

    Di tahap ini si pemilik usaha hanya berhubungan langsung dengan pekerja yang berada satu tingkat di bawahnya dan tidak terjun langsung mengurusi segala kegiatan yang sedang terjadi di perusahaan. Si pemilik usaha menerima laporan tentang kinerja perusahaan secara periodik dan sesekali membuat keputusan utama yang bersifat umum apabila olehnya perlu dilakukan.


  8. Pensiunan
    Yup, jika diberi nikmat kesehatan dan umur panjang, muara dari perjalanan karier seorang manusia adalah di tahap ini, yaitu menjadi seorang pensiunan. Menikmati sisa hidup tanpa harus memikirkan pekerjaan dan bagaimana cara menghasilkan uang adalah ciri-ciri dari tahap ini. Lazimnya tahap ini diisi dengan menghabiskan waktu bersama dengan keluarga tercinta dan lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. ^,^

Tahapan-tahapan di atas tidak mesti dialami dan dilewati oleh setiap orang di perjalanan karier semasa hidupnya. Apabila orang tersebut selama usia produktifnya dihabiskan dengan bekerja sebagai karyawan atau bekerja untuk orang lain, bisa dipastikan ia hanya mengalami tahapan nomor 1, 2, 3, 4 dan 8 sesuai penjelasan di atas. Atau malah tidak sempat mengalami tahapan nomor 4 karena semasa usia produktifnya ia habiskan hanya untuk bekerja di satu perusahaan saja.

Sementara untuk melewati tahapan nomor 5, 6 dan 7, seseorang harus berani untuk menjadi seorang pengusaha atau pemilik usaha. Tidak semua orang bisa mengalami tahapan ini karena dibutuhkan keberanian, skill dan modal usaha. Ada juga kasus di mana seseorang sedari awal lebih memilih untuk langsung terjun ke tahap nomor 5 dengan alasan idealis dan tidak mau menjadi seorang karyawan.

Tidak jarang juga dijumpai kasus yang unik di mana seseorang mampu berada di tahapan yang berbeda secara bersamaan. Misalnya utamanya dia adalah seorang karyawan di suatu perusahaan, tetapi di luar waktu bekerja sebagai karyawan dia menjalankan usaha mandiri yang sedang dirintisnya. Ada beberapa orang yang sanggup menjalankan 2 tahap sekaligus seperti ini, tentunya harus disertai dengan tanggung jawab dan tidak merugikan pihak manapun. ^,^


Artikel terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar