11 Desember 2013

Cara Menggunakan Tespen DC

Tespen DC
Tespen DC


Selain tentang mesin, kendaraan juga berhubungan dengan kelistrikan. Semakin ke sini, semakin canggih juga kendaraan yang diproduksi, serta semakin kompleks juga sistem kelistrikannya, hohohoho. Berurusan dengan masalah kelistrikan adalah berurusan dengan pengkabelan di mana akan menghabiskan waktu yang lama jika tidak paham dengan jalur kabel atau diagram rangkaiannya.

Pada tulisan kali ini aku akan menjelaskan sedikit tentang salah satu alat yang dapat mempermudah pekerjaan yang berhubungan dengan kelistrikan kendaraan, yaitu tespen DC atau bahasa kerennya auto voltage tester. Kenapa menggunakan tespen DC, bukan tespen AC (tespen biasa)? Yup, karena pada umumnya kendaraan menggunakan sumber tenaga berupa batere atau aki yang menggunakan arus searah atau direct current (DC). Sementara tespen AC digunakan pada arus bolak-balik atau alternating current (AC), contohnya listrik rumah yang menggunakan listrik PLN.

tespen AC (atas) dan DC (bawah)
tespen AC (atas) dan DC (bawah)

Cara kerja tespen DC sangat sederhana, yaitu lampu indikator pada tespen akan menyala ketika masing-masing ujung tespen terhubung dengan arus muatan (+) dan (-) pada suatu rangkaian DC. Cara mudah untuk mengetahuinya adalah dengan menggunakan aki. Hubungkan masing-masing ujung tespen dengan kutub (+) dan (-) aki, maka lampu akan menyala. Dengan catatan kondisi aki masih menyimpan arus.

komponen-komponen tespen DC
komponen-komponen tespen DC
tespen DC
tespen DC


Dapatkan harga promo penawaran menarik dengan membeli tespen DC di sini:

tespen DC
shopee

tokopedia

blibli


Oh iya, periksa dengan teliti juga spesifikasi tegangan tespen tersebut sebelum digunakan. Pada tespen yang digunakan pada contoh kasus kali ini tertulis 6-24V DC yang artinya tespen tersebut bisa digunakan pada tegangan DC 6-24 volt. Sebagai informasi, pada kendaraan (sepeda motor dan mobil kecil) sekarang lazimnya menggunakan tegangan 12 volt, sementara tegangan 24 volt lazim digunakan pada kendaraan besar seperti bus atau truk. Tegangan 6 volt biasanya dijumpai pada sepeda motor keluaran lama.

spesifikasi tegangan: 6-24 volt DC
spesifikasi tegangan: 6-24 volt DC

Oke deh, berikut cara menggunakan tespen DC.
  1. Hubungkan semua komponen tespen menjadi satu rangkaian. Tespen pada contoh kasus kali ini terpisah antara body tespen dengan bagian tang pencapit yang ada kabelnya. Caranya cukup mudah, yaitu dengan mencolokkan konektor ke bagian kepala tespen (lihat tanda panah gambar atas). Setiap bagian ujung tespen berfungsi sebagai konektor untuk melakukan pengetesan pada rangkaian yang akan di-tes. Tidak masalah jika terbalik, tetapi biasanya bagian tang pecapit tespen akan dihubungkan dengan kutub (-) aki atau ground ketika dilakukan pengetesan.

    hubungkan semua komponen
    hubungkan semua komponen
    tespen siap digunakan
    tespen siap digunakan

  2. Sebelum digunakan lebih lanjut, sebaiknya kita tes dulu apakah tespen tersebut bisa berfungsi dengan baik. Cara mudah untuk mengetahui tespen tersebut berfungsi dengan baik adalah dengan menghubungkannya langsung dengan kutub (+) dan (-) aki, atau bisa juga dengan menghubungkannya dengan kutub (+) aki dan ground (bagian mesin atau rangka). Apabila lampu indikator menyala ketika tespen terhubung dengan kutub (+) dan kutub (-) atau ground artinya tespen dalam kondisi baik.

    tes dengan menghubungkan ke kutub (+) dan (-) aki
    tes dengan menghubungkan ke kutub (+) dan (-) aki
    tes dengan menghubungkan ke kutub (+) aki dan ground
    tes dengan menghubungkan ke kutub (+) aki dan ground 

  3. Sebagai contoh, kali ini kita mengecek jalur kabel pada konektor salah satu komponen di sepeda motor. Oh iya, sebelum dilakukan pengecekan posisikan kunci kontak ke posisi ON.

    contoh komponen yang akan di-cek
    contoh komponen yang akan di-cek
    posisikan kontak ke posisi ON
    posisikan kontak ke posisi ON

  4. Kemudian hubungkan bagian tang pencapit tespen pada salah satu kutub aki (- atau +). Pada kasus kali ini dihubungkan ke kutub (-) aki (lihat panah A). Lalu sambil memperhatikan lampu indikator (lihat panah B), hubungkan bagian ujung tespen lainnya ke salah satu terminal konektor (lihat panah C). Jika lampu indikator pada tespen tidak menyala artinya terminal konektor yang terhubung dengan tespen tersebut adalah terminal yang menyalurkan arus muatan (-) karena bagian tang pencapit tespen terhubung dengan kutub (-) aki.

    lampu indikator tidak menyala = arus muatan sejenis
    lampu indikator tidak menyala = arus muatan sejenis

  5. Kemudian lakukan hal yang sama dengan langkah di atas, tetapi bagian ujung tespen dihubungkan dengan salah satu terminal konektor lainnya (lihat panah C). Jika lampu indikator pada tespen menyala artinya terminal konektor tersebut adalah terminal yang menyalurkan arus muatan (+) karena bagian tang pencapit tespen terhubung dengan kutub (-) aki.

    lampu indikator menyala = arus muatan tidak sejenis
    lampu indikator menyala = arus muatan tidak sejenis

Bagaimana, mudah sekali bukan?
Oh iya, setelah digunakan taruh dan simpan di tempat yang aman agar tidak mudah rusak. Akibat kurang diperhatikan ketika menyimpan akan membuat kabel penghubung mudah rusak. Sementara kasus lampu indikator putus karena tespen digunakan melebihi beban spesifikasi. ^,^

Tonton video-nya di sini:

Artikel terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar