17 Juli 2019

Fun Riding: Karena Kami Suka Sepakbola, Karena Kami Cinta Indonesia

Yamaha V-ixion (FZ150i v2)
Yamaha V-ixion (FZ150i v2)

Fun Riding: Karena Kami Suka Sepakbola, Karena Kami Cinta Indonesia. Hmm, judulnya kok agak berbau nasionalis yah? Dan apa pula hubungannya antara berkendara santai menyenangkan (fun riding) dengan permainan sepakbola? Hehehehe.

Yup, ini adalah cerita perjalananku dan mamasku (abang kandung) yang kami lakukan sekitar 6 tahun yang lalu, lebih tepatnya pada tanggal 7 dan 8 Juni 2013. Ketika itu kami melakukan perjalanan dari Lampung menuju ke ibukota Jakarta dengan mengendarai sepeda motor. Tujuannya adalah menonton pertandingan sepakbola laga persahabatan antara tim nasional Indonesia melawan tim nasional Belanda di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) atau Senayan.

Hmm, kenapa Aku tidak menolak ketika diajak ikut? Ya, karena ketika itu jarang-jarang lho ada tim nasional negara Eropa sekelas der oranje Belanda yang mau menyempatkan datang jauh-jauh dan bermain di Indonesia. Serta informasinya pemain kelas dunia seperti Robin van Persie, Arjen Robben, Wesley Sneijder dan John Heitinga akan ikut bermain juga. Kapan lagi tho bakal melihat mereka bermain secara langsung dengan mata kepala sendiri? Hehehehe.

Seperti biasa, sebelum memulai perjalanan jarak jauh, ritual yang dilakukan selain berdo'a dan memeriksa kondisi kendaraan adalah mengatur ulang penghitung jarak tempuh (tripmeter reset), hal ini berfungsi untuk mengetahui seberapa jauh jarak yang ditempuh ketika melakukan perjalanan tersebut, selain itu juga bisa digunakan sebagai salah satu variabel atau data untuk menghitung konsumsi bahan bakar. Yup, setelah semua kondisi oke dan siap jalan, kami pun berangkat dari asramaku di sekitar daerah Rajabasa, Bandar Lampung menuju ke Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan pada pukul 05.47 WIB.

atur ulang tripmeter
atur ulang tripmeter

Setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam lamanya, kami pun tiba di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan. Langsung saja kami menuju ke loket penjualan tiket kapal ferry untuk menyeberang ke Pelabuhan Merak, Banten. Sesuai dengan keterangan yang tertera di tiket, kami tiba di loket tersebut pada pukul 07.52 WIB. Harga tiket pada waktu itu (baca: 7 Juni 2013) adalah Rp.32.500,-.

tiket kapal ferry Bakauheni-Merak
tiket kapal ferry Bakauheni-Merak

Setelah itu kami pun langsung menuju ke dermaga dan kemudian naik ke dalam kapal ferry. Sepeda motor pun kami parkir di tempat yang telah ditentukan oleh petugas parkir yang berada di dalam kapal ferry. Hmm, sampai di sini kami telah melakukan perjalanan sejauh 101,6 kilometer, sesuai dengan yang tercatat di tripmeter (lihat tanda panah).

tripmeter ketika parkir di kapal ferry
tripmeter ketika parkir di kapal ferry

Tak berapa lama kemudian kapal ferry pun bergerak meninggalkan Pelabuhan Bakauheni, Lampung menuju ke Pelabuhan Merak, Banten. Karena penumpang kapal ferry tidak begitu ramai, kami tidak langsung menuju ruang penumpang, untuk sementara waktu kami memilih duduk di sekitar buritan kapal untuk menikmati pemandangan Menara Siger yang merupakan ikon Provinsi Lampung.

Menara Siger dilihat dari kapal ferry
Menara Siger dilihat dari kapal ferry

Setelah sekitar 2,5 jam kapal ferry pun tiba di dermaga Pelabuhan Merak, Banten. Setelah turun dari kapal ferry, kami pun langsung melanjutkan perjalanan menuju ke arah timur atau menuju ke ibukota negara Indonesia, Jakarta, hehehehe.

Karena kebetulan hari ini adalah hari Jum'at, perjalanan kami hentikan sejenak agar mamasku dapat menunaikan ibadah sholat Jum'at. Kami memutuskan untuk singgah di Masjid Agung Ats-Tsauroh Serang, Banten. Hmm, sementara mamasku menunaikan ibadah sholat Jum'at, Aku memilih untuk berkeliling sejenak di sekitar masjid yang letaknya kebetulan berada di sekitar pusat keramaian.

Setelah mamasku selesai menunaikan ibadah shalat Jum'at, kemudian giliranku untuk menunaikan ibadah shalat dzuhur. Kemudian setelah itu kami memutuskan untuk berkeliling sejenak di sekitar masjid untuk mencari kedai makan. Kami pun tertarik untuk mampir di kedai yang menjajakan batagor. Hmm, kenapa kami tidak memilih kedai dengan menu makan berat (makan nasi)? Yup, karena kami sudah menyiapkan nasi bekal dari asrama, jadinya kami mampir di kedai batagor hanya untuk menumpang duduk, tentunya dengan menu tambahan berupa batagor, hehehehe.

Selesai makan siang, kami pun meninggalkan Masjid Agung Serang untuk bergegas menuju Jakarta. Oh iya, parkir di halaman masjid dikenakan biaya parkir senilai Rp.2.000,- untuk setiap sepeda motor.

karcis parkir di Masjid Agung Serang, Banten
karcis parkir di Masjid Agung Serang, Banten

Pemandangan di sepanjang jalan antara Serang, Kragilan, Cikande, Balaraja sampai ke Cimone, Tangerang adalah pemukiman warga, pasar dan pabrik. Sepeda motor yang kami kendarai tidak bisa dipacu dengan kecepatan optimal karena rute ini terbilang padat, terlebih ketika melewati area pasar dan pabrik, padat merayap, hehehehe.

Hmm, sekitar waktu ashar kami singgah dan beristirahat sejenak di salah satu masjid yang terletak di daerah Cimone, Tangerang, untuk menunaikan ibadah sholat ashar. Setelah itu kami kembali lagi melanjutkan perjalanan menuju ke Senayan, Jakarta.

Sekitar pukul 17.30 WIB kami pun tiba di daerah Senayan, Jakarta. Langsung saja kami menuju ke tempat parkir untuk menaruh sepeda motor. Setelah sepeda motor kami parkirkan, kami tidak langsung menuju ke dalam stadion, tetapi kami keluar lagi menuju ke Plasa Senayan untuk mencari makan malam dan menunaikan ibadah sholat maghrib. Setelah itu, baru deh kami kembali menuju ke Stadion Gelora Bung Karno (GBK) yang merupakan stadion kebanggaan di negara kami tercinta, Indonesia, hohohoho.

selamat datang di Gelora Bung Karno
selamat datang di Gelora Bung Karno

Kick-off babak pertama dimulai sekitar pukul 20.30 WIB, Indonesia mengenakan seragam berwarna putih-hijau, sementara Belanda mengenakan warna seragam kebesarannya, oranye-oranye. Permainan berjalan dengan tempo sedang, der oranje Belanda mayoritas menguasai jalannya pertandingan, sementara timnas garuda, Indonesia sesekali berusaha mencuri peluang melalui serangan balik. Pada babak pertama Indonesia berhasil menahan dan mengimbangi Belanda dengan skor kacamata, 0-0.

Pada babak kedua Belanda berhasil memecah kebuntuan dengan mencetak gol melalui tandukan kepala pemain yang bermain di klub Ajax Amsterdam, Siem de Jong pada menit ke-57. Dan kejadian seperti ini kembali terjadi sepuluh menit kemudian atau tepatnya pada menit ke-67 melalui pemain yang sama. Dan akhirnya Belanda berhasil mengunci hasil pertandingan kali ini dengan menambah satu gol lagi di menit ke-90 melalui pemain bintangnya, Arjen Robben. Skor akhir 0-3, huhuhuhu.

Hmm, walaupun tim nasional kita kalah dengan skor 3-0 tetapi mayoritas penonton dan pendukung yang hadir di stadion sepertinya cukup puas dan cukup terhibur dengan pertandingan kali ini, hal ini terlihat dengan suasana stadion yang selalu riuh dan kondusif dari awal sampai akhir pertandingan. Penonton dan pendukung kedua kesebelasan yang mayoritas mengenakan baju berwarna merah dan oranye terlihat berbaur dan sama-sama menikmati pertandingan.

saat kami masuk ke dalam stadion ternyata sudah ramai
saat kami masuk ke dalam stadion ternyata sudah ramai
suasana di dalam stadion Gelora Bung Karno
suasana di dalam stadion Gelora Bung Karno
mayoritas penonton pakai baju berwarna merah dan oranye, terlihat hampir sama kalau dilihat dari jauh
mayoritas penonton pakai baju berwarna merah dan oranye,
terlihat hampir sama kalau dilihat dari jauh

Selesai menonton pertandingan, kami pun keluar dari dalam stadion dan langsung menuju ke area parkir. Tetapi karena suasananya masih sangat ramai, kami pun santai sejenak di pelataran tak jauh dari area parkir. Setelah kondisi sudah tidak terlalu ramai lagi, kami pun beranjak dari area parkir stadion, kalau tidak salah jam sudah menunjukkan sekitar pukul 12 malam. Oh iya, kami dikenakan biaya parkir senilai Rp.5.000,-.

Perjalanan kami selanjutnya adalah, yup, langsung pulang ke Lampung, hehehehe.

tripmeter di parkiran Gelora Bung Karno
tripmeter di parkiran Gelora Bung Karno

Ada kejadian unik yang kami alami kali ini, yaitu kami masuk ke rute jalan tol, tetapi Mamasku langsung sadar karena tak jauh di depan kami pemandangannya adalah gerbang tol dan di sekitar kami tidak ada kendaraan roda dua atau sepeda motor yang melintas. Hmm, langsung saja kami putar balik dengan agak was-was dan hati-hati karena jalan yang kami lintasi adalah jalan satu arah.

Alhamdulillah, untung saja karena waktu sudah tengah malam, kendaraan yang melintas tidak ramai dan kami bisa melewatinya dengan aman. Oh iya, beruntungnya lagi ketika itu tidak ada polisi lalu-lintas atau petugas yang melintas di sekitar situ, jadinya aman deh, kalau tidak bisa-bisa kami kena tilang karena melanggar lalu-lintas, hohohoho.

Sekitar pukul 01.30 WIB kami berhenti di sekitar daerah Tangerang. Perut kami yang terakhir diisi makanan sekitar waktu maghrib tadi kembali meminta untuk diisi, hehehehe. Akhirnya kami pun singgah sejenak di kedai sate, menu tengah malam kali ini adalah sate kambing. Hmm, inilah salah satu alasan kami memutuskan untuk langsung pulang ke Lampung walaupun sudah larut malam dari Jakarta, yup karena situasinya termasuk aman, ramai dan masih ada kedai makan yang buka di beberapa daerah yang akan kami lewati.

makan tengah malam: sate kambing
makan tengah malam: sate kambing

Selesai menikmati hidangan sate kambing, kami pun melanjutkan kembali perjalanan menuju ke Pelabuhan Merak, Banten. Hmm, tidak ada pemandangan yang terlalu spesial selama perjalanan, sampai kami tiba di sekitar daerah Cilegon. Perjalanan kami dan kendaraan lain terhenti, kami kira di depan kami ada kecelakaan atau apa, ternyata jalan ditutup secara sepihak oleh anak-anak muda setempat untuk digunakan sebagai arena drag bike atau balap liar sepeda motor jalanan, huhuhuhu. Ada sekitar 15 menit kami terhenti di situ sebelum petugas datang yang menyebabkan anak-anak muda tersebut berpencar masing-masing entah ke mana, hehehehe.

Kami memasuki daerah Merak ketika waktu subuh, jadi sebelum masuk ke area pelabuhan kami terlebih dulu singgah di masjid untuk menunaikan ibadah sholat subuh.

Setelah menunaikan ibadah sholat subuh, kami pun langsung beranjak menuju ke Pelabuhan Merak, Banten untuk menyeberang ke Pelabuhan Bakauheni, Lampung. Kami melakukan transaksi pembelian tiket kapal ferry pada pukul 04.53 WIB, dan kemudian langsung beranjak masuk ke dalam kapal. Perjalanan dari Pelabuhan Merak ke Pelabuhan Bakauheni biasanya memakan waktu sekitar 2 jam, dan waktu 2 jam ini akan kami manfaatkan untuk meluruskan badan dan istirahat, hehehehe.

Baidewei, sekitar tahun 2013 belum diberlakukan menunjukkan kartu identitas (KTP) ketika membeli tiket kapal ferry. Nah, ini kasusnya karena masih pagi, petugas loketnya yang kurang jeli mendengar atau mamasku yang asal sebut nama, jadi pada tiket kapal ferry yang kami beli tersebut namanya tertulis 'ISLAN', lho kok bisa? Kuakuakuak. Eeh, sekitar tahun 2013 Chelsea Islan sudah mulai terkenal belum sih? ^,^

tiket kapal ferry Merak-Bakauheni
tiket kapal ferry Merak-Bakauheni

Sekitar pukul 07.30 WIB kami pun tiba di Pelabuhan Bakauheni, Lampung. Setelah itu kami pun melanjutkan perjalanan kami menuju asramaku di sekitar daerah Rajabasa, Bandar Lampung. Dan akhirnya kami pun tiba di asrama sekitar pukul 09.30 WIB. Oh iya, total perjalanan yang kami tempuh sesuai dengan tripmeter pada sepeda motor adalah 500,9 kilometer. Oke deh, perjalanan selesai, laporan selesai, hehehehe. ^,^

tripmeter akhir (total jarak tempuh)
tripmeter akhir (total jarak tempuh)

Artikel terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar