8 Maret 2021

Metode Pemecahan Masalah

Metode pemecahan masalah terdiri atas masukan informasi, pemikiran, pemilihan, dan respon. Masalahnya harus dirancang sehingga jawabannya bukan hanya satu. Apabila demikian, metode belajar ini berubah menjadi metode belajar yang disebut dengan metode discovery tertuntun.

Masalah dirancang dari yang mudah ke yang sulit, misalnya: Apa perbedaan hasil lemparan bola dalam keadaan kedua kaki diam di atas lantai/tanah dengan hasil lemparan bola dalam posisi kedua kaki sambil bergerak? Pertanyaan bisa semakin sulit, misalnya: Bagaimana bentuk gerakan lanjutan kaki untuk menendang dalam sepakbola agar bola tidak melambung tinggi di atas mistar gawang?

Pemecahannya dapat dilaksanakan secara perorangan atau berkelompok. Pertanyaan semacam ini baru bisa diterapkan pada kelas-kelas tinggi (kelas 5 dan 6 SD, dan seterusnya). Makin meningkat usia siswa, maka mutu pertanyaannya pun kian meningkat pula. Pertanyaan seperti ini dimaksudkan untuk merangsang penalaran siswa.

Langkah-langkah pelaksanaan metode belajar pemecahan masalah adalah sebagai berikut:

  1. Penyajian masalah
    Guru menyajikan masalah kepada siswa dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan yang merangsang untuk berpikir. Tidak ada penjelasan atau demonstrasi, karena pemecahannya bersumber dari siswa.

  2. Menentukan prosedur
    Para siswa harus memikirkan prosedur yang dibutuhkan untuk mencapai pemecahan masalah. Jika usia siswa masih muda, maka persoalan yang diajukan juga lebih sederhana.

  3. Bereksperimen dan mengeksplorasi
    Dalam bereksperimen siswa mencoba beberapa kemungkinan cara memecahkan masalah, menilai, serta membuat sebuah pilihan. Ketika mencari-cari jawaban, siswalah yang menentukan arah pemecahannya. Sementara itu guru hanya berperan sebagai penasehat, misalnya menjawab pertanyaan, membantu, memberikan komentar, dan mendorong siswa. Namun guru tidak mengemukakan jawaban. Waktu harus dirancang cukup untuk mencari jawaban.

  4. Mengamati, mengevaluasi, dan berdiskusi
    Setiap siswa perlu memperoleh kesempatan untuk mengemukakan jawaban dan mengamati yang ditemukakan siswa lainnya. Aneka macam hasil temuan dapat dipertunjukkan oleh siswa secara perorangan, kelompok kecil, rombongan agak besar, atau bagian dari kelas. Diskusi terpusat pada pengujian pemecahan yang khas.

  5. Penghalusan dan perluasan
    Setelah mengamati pemecahan yang diajukan siswa lainnya dan mengevaluasi alasan di balik pemecahan yang dipilih, apa yang perlu dilakukan. Setiap siswa memperoleh kesempatan untuk bekerja kembali melakukan pola geraknya, menggabungkan satu gagasan dengan gagasan lainnya.



Artikel terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar