8 April 2017

4 Tahun Bersama Sony DSC-W730

Kamera Saku Kesayanganku, Sony DSC-W730
Kamera Saku Kesayanganku, Sony DSC-W730

Tak terasa, sudah empat tahun lamanya aku ditemani oleh kamera saku kesayanganku. Hmm, jadi bisa disimpulkan hampir semua foto dan video yang aku abadikan mulai dari awal tahun 2013 sampai saat ini (awal tahun 2017) diproses dengan kamera ini (hmm, selain gambar dan video yang diabadikan dengan kamera handphone, hehehehe).

Kamera saku milikku ini adalah produk keluaran Sony dengan seri DSC-W730, kamera saku kelas entry level, bukan termasuk kamera saku kelas mewah yang harganya wah, hehehehe. Akan tetapi walaupun termasuk kelas entry level, kamera berkekuatan 16,1 megapixels ini dibekali dengan lensa Carl Zeiss Vario-Tessar optical zoom 8x. Hmm, imho senjata yang sudah lebih dari cukup untuk ukuran di awal tahun 2013 (dan sampai sekarang), apalagi hanya untuk cekrak-cekrek mengabadikan gambar yang tidak jelas, hehehehe.

normal mode
normal mode
zoom mode
zoom mode

Selain dilengkapi lensa yang lumayan bagus, fitur yang terdapat pada kamera saku ini juga termasuk lengkap, walaupun tidak dilengkapi dengan mode macro. Baterai menggunakan jenis lithium yang bisa di-recharge. Serta untuk media penyimpanan menggunakan jenis SD Card, ini menjadi salah satu pertimbanganku sebelum membeli kamera saku ini, karena biasanya produk keluaran Sony (di sekitar tahun itu dan sebelumnya) menggunakan media penyimpanan yang jenisnya berbeda dengan produk lain dan harganya juga lumayan mahal, jadi agak malas untuk upgrade atau menambah kapasitas media penyimpanan.

Nah, karena W730 menggunakan media penyimpanan jenis SD Card tidak perlu khawatir dengan biaya upgrade media penyimpanan. Contohnya seperti pada kamera saku milikku, di mana media penyimpanan bawaan hanya berkapasitas 4 gigabytes aku upgrade menjadi 32 gigabytes, jadi tidak perlu khawatir dengan habisnya memory media penyimpanan, terutama dalam hal penyimpanan video yang menghabiskan agak banyak memory media penyimpanan.

layar dan tombol navigasi
layar dan tombol navigasi
bagian bawah
bagian bawah

Oh iya, kamera saku Sony DSC-W730 ini sebenarnya adalah suksesor untuk kamera saku sebelumnya, yaitu Yashica EZ-F1233 yang sudah terlebih dulu sekitar empat tahun menemaniku, huhuhuhu. Hmm, sebenarnya kamera terdahulu masih bagus dan masih berfungsi sampai sekarang, hanya saja (menurutku) kelemahannya kamera tersebut menggunakan tenaga baterai jenis AA, kalau hitunganku sih termasuk boros, hehehehe. Dan semenjak kehadiran W730, F1233 aku wariskan kepada adikku, si bungsu.

suksesor kamera saku yang lama
suksesor kamera saku yang lama

Hmm, setelah empat tahun bersama dan telah menemaniku hampir di setiap perjalanan, aku merasa cukup puas dengan kinerja kamera saku tersebut, yang masih setia menemaniku hingga saat ini. ^,^

Contoh hasil foto,

hasil foto (normal)
hasil foto (normal)
hasil foto (dengan blitz)
hasil foto (dengan blitz)

Contoh hasil video,





Artikel terkait:

2 komentar:

  1. saya punya canon 10mp, hasil kamera bagus 1600*sekian lah lupa pixel ukurannya jadi 2mb, hasil video 720x.... memori jadi gede juga
    untuk close up bisa blur dikit
    tapi ternyata bb bold hibahan bisa melakukan itu semua walau resolusi foto ga sampe 1600 tapi masih layak lah

    BalasHapus
    Balasan
    1. itu juga aku setting pakai 5mp, jadi ndak terlalu makan memori.
      tapi kalau untuk di-upload ke blog atau medsos tak kompres lagi ke ukuran 640x480 atau 720x540, kalau ukuran file masih besar tak kompres lagi pakai aplikasi kompres online, hehehehe. ^,^

      Hapus